Gunung Semeru Kembali Erupsi: Lava Pijar Meluncur Hingga 2,5 Kilometer, Warga Diminta Tetap Waspada

Gunung Semeru masih terus dipantau secara intensif oleh PVMBG dan BPBD Lumajang.

KASukabumi — Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada Sabtu pagi (1/11/2025) dengan meluncurkan lava pijar sejauh 2,5 kilometer ke arah Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Peristiwa ini kembali mengingatkan masyarakat pada bahaya laten gunung api aktif yang tidak pernah benar-benar tidur.

Menurut laporan Pos Pengamatan Gunung Semeru, letusan terjadi sejak dini hari sekitar pukul 05.20 WIB, diikuti oleh guguran lava pijar yang terlihat jelas dari pos pemantauan di Gunung Sawur. Petugas jaga, Sigit Rian Alfian, menyampaikan bahwa aktivitas vulkanik meningkat sejak malam sebelumnya.
“Teramati guguran lava pijar dengan jarak luncur 2.500 meter mengarah ke Besuk Kobokan. Kolom asap berwarna kelabu hingga cokelat, condong ke barat daya,” ujar Sigit saat dikonfirmasi oleh petugas PVMBG, Sabtu pagi.

Aktivitas Vulkanik Meningkat, Status Tetap Waspada

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat bahwa dalam kurun waktu 24 jam terakhir, Semeru mengalami 127 kali letusan, dengan tinggi kolom abu antara 300 hingga 700 meter di atas puncak.
Meski begitu, status aktivitas gunung masih berada di Level II (Waspada) — artinya masyarakat di sekitar kawasan rawan bencana diimbau untuk tetap siaga tanpa perlu panik berlebihan.
“Aktivitas Semeru memang fluktuatif, tapi masih dalam level waspada. Kami minta masyarakat tetap mengikuti rekomendasi radius aman, yakni tidak beraktivitas dalam jarak 8 kilometer dari puncak dan 13 kilometer di sektor tenggara arah Besuk Kobokan,” terang Abdul Muhari, Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB.

Kawasan Sekitar Aman, Tapi Risiko Lahar Dingin Mengintai

Meskipun guguran lava pijar terpantau tidak mencapai pemukiman, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang tetap mengingatkan warga agar waspada terhadap potensi lahar dingin, terutama bila hujan deras turun di sekitar puncak gunung.
“Masyarakat di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Semeru harus hati-hati. Hujan deras bisa membawa material vulkanik dan memicu lahar dingin sewaktu-waktu,” ujar Joko Sambang, Kepala BPBD Lumajang.

Pihaknya juga memastikan bahwa jalur evakuasi di Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo dalam kondisi aman dan telah disiapkan apabila terjadi peningkatan aktivitas signifikan.

Kilas Balik Aktivitas Gunung Semeru

Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut ini termasuk salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Letusan besar terakhir tercatat pada Desember 2021, yang kala itu menimbulkan guguran awan panas dan menyebabkan kerusakan parah di beberapa desa sekitar.

Sejak saat itu, PVMBG terus memantau aktivitas Semeru secara intensif. Aktivitas erupsi ringan seperti yang terjadi pada 1 November 2025 dianggap sebagai bagian dari siklus alami gunung yang sedang melepaskan tekanan internalnya.

Seorang pengamat gunung api dari ITB, Dr. Eko Prasetyo, menilai bahwa fenomena ini merupakan “fase normal gunung aktif” namun tetap perlu diawasi ketat.
“Gunung Semeru adalah tipe stratovolcano yang aktivitasnya bisa berubah cepat. Karena itu penting untuk selalu memperbarui informasi dari PVMBG. Gunung ini punya sejarah letusan eksplosif yang cukup berbahaya,” kata Dr. Eko dalam wawancara terpisah.

Kesiapsiagaan Masyarakat dan Pemerintah

Pemerintah Kabupaten Lumajang telah mengaktifkan tim tanggap darurat di tingkat desa untuk memantau situasi. Beberapa relawan juga disiagakan di pos pengungsian sementara untuk membantu warga jika sewaktu-waktu harus dievakuasi.

Sejumlah warga di Desa Supit Urang, yang berada sekitar 10 kilometer dari puncak, mengaku telah terbiasa dengan peringatan dini semacam ini, namun tetap menyiapkan diri jika situasi memburuk.
“Kami sudah biasa dengar letusan kecil, tapi kalau lava pijar turun jauh begini, tetap was-was juga. Yang penting barang penting sudah disiapkan,” ujar Slamet, warga setempat.

Hingga berita ini diturunkan, aktivitas Gunung Semeru masih terus dipantau secara intensif oleh PVMBG dan BPBD Lumajang. Masyarakat diminta untuk tidak mempercayai kabar yang tidak berasal dari sumber resmi serta tetap mematuhi semua imbauan keamanan.

Erupsi ini sekali lagi menjadi pengingat bahwa di balik keindahan panorama pegunungan Jawa Timur, selalu tersimpan kekuatan alam yang patut dihormati.

(Raihan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *