Kebakaran Hutan dan Lahan Melanda Kabupaten Kampar, Riau — Warga Keluhkan ISPA dan Evakuasi Paksa

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, dengan kondisi semakin mengkhawatirkan.

KASUKABUMI — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, dengan kondisi semakin mengkhawatirkan. Data terkini dari BPBD Kabupaten Kampar menunjukkan terdapat dua titik kebakaran yang berhasil dipadamkan serta enam titik panas baru yang masih aktif terpantau.

Kronologi & Luas Kebakaran

Satu dari titik kebakaran pertama terjadi di Desa Salo Timur, Kecamatan Salo, luas terbakar sekitar 4,11 hektare yang berada di atas lahan masyarakat dengan jenis lahan gambut dan semak belukar. Titik kebakaran kedua dilaporkan di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, dengan luas sekitar 2 hektare.

Satgas gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, dan masyarakat telah dikerahkan melakukan penyekatan, pemadaman dan pendinginan di lokasi, namun kondisi lahan gambut membuat api sulit dikendalikan karena sifatnya yang membakar di permukaan serta terbawah (ground fire).

Dampak terhadap Warga & Kesehatan

Kondisi makin genting karena kebakaran berada dekat permukiman. Warga di Jalan Yuzura, Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang mulai mengalami gangguan kesehatan seperti batuk-batuk, sesak napas, dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Banyak yang menutup jendela dan pintu rumah, namun asap tetap tembus ke dalam rumah.

Salah satu warga, Citra (37), menyampaikan:

“Hari pertama asapnya parah sekali. Abu sampai memenuhi teras. Sekarang tenggorokan sakit, batuk, dan napas terasa berat.”

 

Awal pagi hari dilaporkan jarak pandang di beberapa titik menurun di bawah satu kilometer akibat pekatnya asap. Selain itu, kebakaran yang dekat dengan pemukiman membuat warga khawatir apabila api merembet lebih jauh.

Tiga Tantangan Besar

1. Jenis lahan gambut dan semak belukar: Lahan gambut memiliki karakteristik sulit dipadamkan karena api dapat menyala di bawah permukaan.

2. Cuaca ekstrem dan kekeringan: Kondisi kemarau panjang membuat vegetasi kering dan sangat mudah terbakar.

3. Lintasan kebakaran dekat permukiman: Penanganan membutuhkan kecepatan untuk mencegah korban di warga rumah. Kapolres Kampar menyebut penyebaran api “sangat tinggi”.

Tindakan yang Dilakukan & Imbauan

BPBD Kampar bersama instansi terkait telah menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk:

* Tidak melakukan pembakaran di lahan terbuka atau sisa tebangan.

* Segera melapor bila mendeteksi titik api atau asap.

* Menggunakan masker jika berada di luar ruangan dan memperbanyak konsumsi air.
Warga juga diminta mempertimbangkan evakuasi mandiri bila kondisi asap memburuk di dalam rumah.

Kebakaran hutan dan lahan di Kampar bukan sekadar isu lingkungan — ia menyentuh langsung kehidupan warga, kesehatan, dan keselamatan komunitas lokal. Dengan tantangan lahan gambut yang sulit dikendalikan serta cuaca yang tidak bersahabat, perjuangan memadamkan kebakaran ini menjadi urgensi nasional.
Semoga koordinasi penanganan bencana bisa semakin cepat dan masyarakat terus didukung agar dampak negatifnya bisa dikelola sebaik mungkin.

 

(Raihan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *