Rusia Bentuk “Pasukan Sistem Tak Berawak” — Cabang Militer Baru untuk Perang Drone

Pemerintah Rusia resmi mengumumkan pembentukan cabang militer baru yang diberi nama “Pasukan Sistem Tak Berawak” atau Unmanned Systems Forces.

KASUKABUMI — Pemerintah Rusia resmi mengumumkan pembentukan cabang militer baru yang diberi nama “Pasukan Sistem Tak Berawak” atau Unmanned Systems Forces. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam sejarah militer modern Rusia, menandakan bahwa perang masa depan akan semakin didominasi oleh teknologi drone dan sistem otomatis.

Presiden Vladimir Putin mengesahkan pembentukan pasukan tersebut sebagai bagian dari program modernisasi militer nasional. Dalam pernyataannya, Putin menegaskan bahwa unit baru ini akan fokus pada pengembangan, produksi, serta operasi drone di berbagai lini — mulai dari pengintaian, serangan udara, hingga dukungan logistik di medan tempur.

“Pasukan ini akan menjadi kekuatan yang berdiri sendiri, setara dengan cabang utama angkatan bersenjata lainnya seperti angkatan darat dan udara,” ujar Sergey Ishtuganov, pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari media lokal. Ia menambahkan bahwa struktur organisasi lengkap telah dibentuk, mencakup resimen, batalion, dan unit operasional khusus yang akan berkoordinasi langsung dengan cabang militer lainnya.

Selain itu, Rusia juga tengah menyiapkan lembaga pendidikan militer khusus untuk melatih operator, teknisi, dan insinyur drone. Dengan langkah ini, negara tersebut berupaya memastikan kesiapan jangka panjang terhadap perkembangan teknologi peperangan yang semakin maju.

Keputusan ini dinilai sebagai respons terhadap pengalaman Rusia dalam konflik di Ukraina, di mana penggunaan drone—baik untuk pengintaian maupun serangan—telah memainkan peran penting di medan pertempuran. Analis militer menilai bahwa pembentukan pasukan drone merupakan upaya Rusia untuk meniru dan menyempurnakan model militer Ukraina, yang terbukti efektif memanfaatkan teknologi tak berawak dalam perang modern.

Sejumlah media pertahanan internasional melaporkan bahwa pasukan baru ini akan mengoperasikan beragam jenis drone, termasuk drone kamikaze, pengintai jarak jauh, hingga sistem udara tanpa awak otonom yang mampu melakukan koordinasi dalam kelompok atau swarm drones.

Langkah Rusia ini juga menandai babak baru perlombaan senjata berbasis drone di kancah global. Negara-negara besar kini berlomba memperkuat kemampuan tak berawak mereka, menyadari bahwa peperangan masa depan tidak lagi hanya bergantung pada jumlah pasukan, tetapi pada keunggulan teknologi dan kecerdasan buatan.

Meski demikian, sebagian pengamat memperingatkan bahwa peningkatan kekuatan militer berbasis drone dapat memicu eskalasi konflik di kawasan Eropa Timur. Dengan kehadiran cabang militer baru ini, Rusia diprediksi akan mempercepat produksi massal drone tempur dan memperluas pengaruhnya dalam perang berteknologi tinggi.

Bagi Rusia, pasukan ini bukan hanya simbol kekuatan baru, tetapi juga strategi jangka panjang untuk menegaskan dominasi militer di era peperangan digital. Dunia kini menatap Moskow — menunggu bagaimana “pasukan tak berawak” itu akan mengubah wajah perang di masa depan.

 

(Raihan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *