KASUKABUMI— Laporan terbaru dari European Space Agency (ESA) memperingatkan bahwa orbit Bumi kini dipenuhi oleh lebih dari 1,2 juta fragmen puing antariksa berukuran lebih dari 1 cm. Jika seluruh material tersebut dicomot dan dilebur, total massa diperkirakan mencapai ribuan ton — ada yang memperkirakan setara berat salah satu landmark besar dunia, seperti Menara Eiffel di Paris.
Kronologi dan Tren yang Memprihatinkan
Menurut edisi Space Environment Report 2025 dari ESA, jumlah objek tak berfungsi di orbit rendah Bumi terus meningkat pesat. Saat ini, sekitar 40.000 objek besar sudah terlacak secara resmi, namun estimasi sebenarnya menunjukkan lebih dari 1,2 juta fragmen berukuran 1 cm ke atas yang mengorbit.
Selain itu, total massa puing ini diperkirakan mencapai lebih dari 6.000 ton atau bahkan lebih, yang setara dengan berat sebuah menara besar atau struktur bangunan tinggi.
Ahli menyebut kondisi ini sebagai potensi krisis lingkungan antariksa — di mana orbit rendah Bumi (LEO) bisa menjadi terlalu padat untuk dipakai dengan aman, suatu skenario yang dikenal sebagai Kessler syndrome.
Dampak Terhadap Satelit, Komunikasi & Eksplorasi Antariksa
Puing-puing tersebut melayang di kecepatan ekstrem — hingga lebih dari 25.000 km/jam — sehingga meskipun berukuran kecil, bisa menembus badan satelit atau stasiun antariksa dengan kekuatan yang sama seperti peluru.
Akibatnya:
* Satelit komunikasi, navigasi dan pengamatan Bumi berada di bawah risiko tabrakan yang terus meningkat.
* Biaya misi antariksa melonjak karena harus dilengkapi sistem penghindaran dan pelindung tambahan.
* Jika tidak ditangani, beberapa jalur orbit yang saat ini padat bisa jadi tidak aman dipakai — membatasi akses ke ruang angkasa untuk generasi mendatang.
Upaya Internasional & Tantangan yang Ada
ESA dan lembaga antariksa lainnya telah menyerukan “pembersihan orbit” aktif — mengembangkan teknologi untuk menangkap atau menyingkirkan puing antariksa — serta memperkuat regulasi peluncuran satelit dan tanggung-jawab operasional.
Namun, tantangan utama meliputi:
* Biaya tinggi dan kompleksitas teknis debris removal atau penarikan puing ke atmosfer agar terbakar.
* Kurangnya koordinasi global yang kuat untuk mengatur peluncuran komersial dan menjaga agar puing baru tidak terus bertambah.
* Sulitnya melacak objek kecil (<1 cm) yang jumlahnya ratusan juta dan belum sepenuhnya aman dari tabrakan yang bisa memicu reaksi berantai.
Kenapa “Setara Menara Eiffel”?
Analogi berat setara Menara Eiffel digunakan untuk menggambarkan skala massa puing antariksa yang sudah fantastis — meskipun secara langsung menghitungnya sangat sulit. Misalnya, jika satu menara besar beratnya beberapa ribu ton, maka total massa puing antariksa yang dilaporkan lebih dari 6.000 ton memberi gambaran betapa besar beban “sampah” yang mengelilingi planet ini.
Walau langit malam tetap tampak luas dan sepi, kenyataannya orbit Bumi kini “tercemar” oleh jutaan potong material buatan manusia. Tantangan ini bukan hanya soal estetika angkasa, namun soal keberlanjutan teknologi, komunikasi dan eksplorasi antariksa ke depan. Apabila tidak ditangani secara serius, kita bisa menghadapi masa di mana “angkasa” menjadi medan penuh ranjau yang susah didarati.
(Raihan)












