Gunung Merapi Luncurkan Tiga Awan Panas ke Barat Daya dalam 15 Menit

9 November 2025 — Aktivitas vulkanik Gunung Merapi kembali menunjukkan peningkatan pada Minggu (9/11/2025) sore. Dalam waktu hanya 15 menit,

KASUKABUMI-9 November 2025 — Aktivitas vulkanik Gunung Merapi kembali menunjukkan peningkatan pada Minggu (9/11/2025) sore. Dalam waktu hanya 15 menit, gunung api paling aktif di Indonesia ini tercatat tiga kali meluncurkan awan panas guguran (APG) ke arah barat daya.

Berdasarkan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), seluruh awan panas tersebut mengarah ke sektor barat daya yang meliputi hulu Kali Krasak dan Kali Bebeng.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menjelaskan, peristiwa pertama terjadi pada pukul 15.19 WIB dengan jarak luncur sekitar 1.500 meter ke arah barat daya, tepat di hulu Kali Krasak. Guguran ini memiliki amplitudo maksimum 10,32 mm dan durasi 188,56 detik.

Awan panas kedua tercatat pada pukul 15.32 WIB dengan jarak luncur sekitar 1.600 meter ke arah barat daya, mencakup wilayah hulu Kali Bebeng dan Krasak. “Amplitudo maksimumnya mencapai 27,28 mm dengan durasi 184,33 detik,” ungkap Agus dalam keterangan resminya.

Beberapa menit kemudian, tepat pukul 15.36 WIB, guguran ketiga terjadi dengan jarak luncur terjauh, sekitar 2.000 meter ke arah barat daya hulu Kali Krasak. Aktivitas ini memiliki amplitudo maksimum 54,29 mm dan durasi 177,37 detik.

Agus menegaskan bahwa status Merapi masih berada di Level III (Siaga). Ia mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi seluruh rekomendasi dari BPPTKG.

Sebelum peristiwa awan panas tersebut, hujan deras mengguyur lereng selatan Merapi sejak pukul 13.42 WIB dengan curah hujan mencapai 40 mm dan intensitas 32 mm per jam. Hujan masih berlangsung saat aktivitas awan panas terjadi.

“Dengan kondisi hujan yang tinggi, masyarakat perlu mewaspadai potensi lahar dingin di sungai-sungai berhulu di Gunung Merapi serta bahaya awan panas guguran,” tambah Agus.

BPPTKG merekomendasikan agar warga tidak beraktivitas di area berbahaya, khususnya di sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, dan Bebeng dalam radius maksimal 7 kilometer dari puncak.

Masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada terhadap abu vulkanik dan potensi lahar hujan, terutama saat intensitas hujan meningkat di kawasan sekitar gunung.

 

[EGI IRAWAN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *