Jakarta — Dunia bisnis Indonesia kehilangan salah satu tokoh visioner di sektor properti dan manufaktur. The Ning King, pendiri grup usaha Argo Manunggal Group dan pengendali utama Alam Sutera Realty, dilaporkan meninggal dunia pada Minggu (2 November 2025) di Singapura. Usianya mencapai 93 tahun.
Situs resmi dan pengumuman manajemen Alam Sutera Realty menyampaikan duka cita atas berpulangnya beliau. “Segenap keluarga besar Alam Sutera Group menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kepergian Bapak The Ning King,” begitu bunyi pernyataan melalui akun Instagram perusahaan.
Awal Karier & Jejak Bisnis
The Ning King lahir di Bandung dan memulai langkah bisnisnya dari sektor tekstil pada akhir 1940-an. Setelah berhasil mengembangkan usaha di bidang manufaktur tekstil, ia kemudian melebarkan sayapnya ke properti. Tercatat, pada 1994 Argo Manunggal memperoleh hak pengembangan kawasan besar di Serpong, yang kemudian menjadi proyek utama Alam Sutera.
Melalui Alam Sutera, The Ning King mewujudkan konsep township terpadu yang mencakup hunian, perkantoran, pusat perdagangan dan rekreasi. Kawasan tersebut kini menjadi salah satu ikon pengembangan properti modern di wilayah Tangerang dan sekitarnya.
Kontribusi & Warisan yang Tertinggal
Tokoh ini tidak hanya dibanggakan karena kesuksesannya secara komersial, tetapi juga karena visinya dalam membangun ekosistem bisnis dan pembangunan kota. Beberapa catatan penting warisannya:
* Menciptakan lapangan kerja puluhan ribu orang melalui grup usahanya.
* Mengubah hamparan lahan di Serpong yang dulunya relatif sepi menjadi kawasan bernilai tinggi dan berkembang pesat.
* Menjadi inspirasi bagi generasi pengusaha Indonesia untuk berpikir jangka panjang dan berorientasi pembangunan berkelanjutan.
Reaksi Dunia Bisnis & Rencana Pemakaman
Beberapa pelaku industri properti dan keuangan memberikan penghormatan atas kepergian The Ning King, menyoroti bahwa era kepemimpinannya telah menetapkan standar baru dalam pengembangan kota mandiri di Indonesia.
Pihak manajemen Alam Sutera Realty menyebut bahwa prosedur pemakaman dan penghormatan akan dilaksanakan sesuai dengan kehendak keluarga, sementara detail lebih lanjut akan diumumkan kemudian.
Kepergian The Ning King menutup satu bab penting dalam sejarah properti Indonesia. Namun, warisan pembangunan yang ia tinggalkan — berupa kawasan perkotaan modern, inovasi bisnis, dan gagasan pengembangan jangka panjang — akan terus berdiri sebagai bukti pengaruhnya.
Selamat jalan, Bapak The Ning King. Jejak Anda akan tetap hidup dalam setiap sudut kota yang Anda bantu bangun.
(Raihan)

							










