KASUKABUMI – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melayangkan kritik tajam terhadap rendahnya penyerapan anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI pada Rabu (10/9/2025), Purbaya menegaskan bahwa meskipun program ini mendapat perhatian dari kepala negara, implementasinya belum berjalan optimal.
Monitoring Anggaran Diperketat
Purbaya menyatakan bahwa pihaknya akan memperketat monitoring penggunaan anggaran MBG. Ia mencatat bahwa Kementerian Keuangan belum mengambil langkah signifikan untuk mengatasi hambatan dalam serapan anggaran. Data terbaru menunjukkan bahwa hingga awal September 2025, realisasi anggaran MBG baru mencapai Rp13,2 triliun dari total pagu Rp71 triliun, atau hanya 18,6% dari keseluruhan anggaran.
Tantangan dan Target
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa program ini telah menjangkau 22 juta penerima manfaat dengan dukungan 7.453 titik dapur. Namun, tantangan besar masih ada, dengan target untuk meningkatkan jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menjadi 14.000 titik dan mencapai 42 juta penerima manfaat pada September 2025.
Strategi Percepatan
Dadan menjelaskan bahwa kunci percepatan serapan anggaran terletak pada jumlah SPPG yang beroperasi. Setiap SPPG yang berjalan mampu menyerap sekitar Rp1 miliar per bulan. Dengan target yang ambisius, pemerintah menargetkan serapan anggaran MBG mencapai Rp76,42 triliun pada Desember 2025.
Kesimpulan
Pemerintah berkomitmen untuk memperkuat gizi generasi muda Indonesia melalui program MBG, namun tantangan dalam penyerapan anggaran perlu segera diatasi agar cita-cita tersebut dapat tercapai.