Perhiasan Koleksi Kerajaan di Louvre Raib dalam Perampokan Berani — Nilai Diperkirakan €88 Juta (≈ Rp1,7 T)

KASUKABUMI || Perhiasan bersejarah dari koleksi kerajaan Prancis disatroni komplotan pencuri dalam sebuah perampokan siang bolong di Musée du Louvre, Paris, pada Minggu (19/10/2025). Paris public prosecutor Laure Beccuau memperkirakan nilai ekonomi barang-barang yang hilang mencapai sekitar €88 juta, selain kerugian tak ternilai pada aspek warisan budaya.

Diperkirakan nilai €88 juta tersebut setara sekitar Rp1,7 triliun jika dikonversi menggunakan kurs perbandingan pada tanggal peliputan (perkiraan konversi 1 EUR ≈ Rp19.318). (Catatan: nilai rupiah adalah estimasi kurs dan dapat berbeda tergantung kurs resmi pada saat konversi).

Kronologi Singkat Aksi

Menurut keterangan resmi dan rekaman awal, empat pelaku mendatangi bagian tepi Sungai Seine di sisi selatan Louvre pada pagi hari pembukaan museum. Mereka menggunakan sebuah monte-meuble (basket lift/craned platform) untuk menjangkau jendela lantai dua, memotong kaca, dan masuk ke Galerie d’Apollon—galeri tempat perhiasan kerajaan dipamerkan. Aksi itu berlangsung sangat singkat: kurang dari delapan menit dari masuk hingga kabur, dan pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motor.

Selama pelarian, salah satu item — mahkota milik Permaisuri Eugénie — dilaporkan ditemukan rusak di luar museum, diduga terjatuh saat melarikan diri. Hingga saat ini, delapan item masih dinyatakan hilang dan sudah ditambahkan ke database barang seni yang dicuri Interpol sebagai barang hilang bernilai tinggi.

Pernyataan Pejabat dan Tindakan Penyelidikan

Paris public prosecutor Laure Beccuau menyatakan bahwa meskipun nilai ekonominya besar, kehilangan terhadap artefak bersejarah memiliki dampak yang jauh lebih serius: “Kerugian ekonomi penting, tetapi ia tidak sebanding dengan kerusakan warisan sejarah yang ditimbulkan,” ujar Beccuau saat diwawancarai.

Direktur Musée du Louvre, Laurence des Cars, mengakui adanya kegagalan keamanan yang serius setelah insiden itu. Dalam kesaksiannya di hadapan komite Senat Prancis, ia menyebut adanya kekurangan cakupan kamera pengawas pada fasad bangunan yang membuat kedatangan pelaku tidak terdeteksi lebih awal; ia juga menyatakan telah menawarkan pengunduran diri yang kemudian tidak diterima oleh Menteri Kebudayaan. Pemeriksaan internal dan audit keamanan segera diperintahkan.

Sementara itu INTERPOL telah menambahkan item yang hilang ke Stolen Works of Art database dan menerbitkan poster khusus untuk membantu penegak hukum di seluruh dunia mengidentifikasi dan melacak barang-barang tersebut. Pihak kepolisian Paris bekerjasama dengan unit forensik internasional untuk menelaah rekaman, jejak alat, dan rute pelarian.

Dampak dan Reaksi Publik

Perampokan yang terjadi langkah dari area yang sangat ramai dan beberapa meter dari lukisan Mona Lisa itu memicu kemarahan politisi dan opini publik yang menilai hal tersebut sebagai aib keamanan pada institusi budaya Prancis. Sebagian pihak menyebutnya sebagai “pukulan terhadap citra nasional” dan menyoroti kondisi infrastruktur lama Louvre, yang selama ini menghadapi tantangan modernisasi dan kebutuhan upgrade keamanan.

Para ahli artefak mengkhawatirkan nasib batu permata: permata- permata berharga mudah dipotong ulang atau disamarkan—proses yang sangat merusak nilai historis dan ilmiahnya—sehingga upaya penelusuran harus bergerak cepat. Interpol serta lembaga-lembaga pelelangan internasional telah diberi imbauan untuk waspada terhadap pemasaran kembali potongan-perhiasan yang sesuai deskripsi barang hilang.

Langkah Selanjutnya

Kejaksaan Paris dan Kepolisian Nasional Prancis menyatakan akan meneruskan penyelidikan intensif: memperluas analisis rekaman CCTV, menelusuri jejak alat potong, serta mengawasi rute pelarian. Pihak museum menyebut akan mempercepat program upgrade infrastruktur pengawasan, memasang lebih banyak kamera perimeter, dan mendorong penempatan pos polisi darurat di area Louvre sebagai respons langsung.

(M.Raihan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *