Berita  

Sritex Resmi Tutup 1 Maret 2025: Akhir Sebuah Era di Industri Tekstil

KASUKABUMI.id – PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), yang pernah menjadi raksasa industri tekstil di Asia Tenggara, resmi menghentikan operasionalnya mulai 1 Maret 2025. Keputusan ini menandai berakhirnya perjalanan panjang perusahaan yang telah berdiri sejak 1966.

Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Sukoharjo, Sumarno, mengonfirmasi bahwa para pekerja akan berhenti bekerja mulai 1 Maret 2025. “Keputusan PHK sudah diambil sejak 26 Februari, dan seluruh karyawan akan berhenti bekerja pada 1 Maret,” ujarnya.

Pihak Disperinaker menjamin hak-hak pekerja tetap terlindungi, termasuk pesangon serta jaminan hari tua dan jaminan kehilangan pekerjaan yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Dari Kejayaan hingga Kebangkrutan

Sritex berawal dari usaha perdagangan tekstil tradisional di Pasar Klewer, Solo, yang kemudian berkembang menjadi pabrik tekstil berskala besar pada 1968. Kejayaan Sritex semakin terlihat pada 1994 saat perusahaan ini dipercaya sebagai pemasok seragam militer untuk NATO dan Angkatan Bersenjata Jerman.

Namun, di balik pencapaiannya, Sritex mulai menghadapi masalah keuangan serius. Pada Januari 2022, perusahaan ini digugat dalam kasus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) oleh salah satu krediturnya. Puncaknya, pada Oktober 2024, Sritex dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Kota Semarang setelah gagal memenuhi kewajibannya.

Jejak Prestasi Sritex

Selama hampir enam dekade, Sritex telah menorehkan berbagai pencapaian, antara lain:

  • Menjadi pemasok utama seragam militer untuk berbagai negara sejak 1994.
  • Menerima penghargaan Businessman of the Year 2014 dari Forbes Indonesia.
  • Meraih Top Performing Listed Companies in Textile and Garment Sector pada 2015.
  • Mencatatkan rekor MURI dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk penyuluhan narkoba terbesar dengan 30.000 peserta.
  • Menerbitkan obligasi global senilai 350 juta dolar AS pada 2016.

Kini, dengan ditutupnya Sritex, industri tekstil Indonesia menghadapi tantangan besar. Bisakah sektor ini kembali bangkit setelah kejatuhan salah satu pemain terbesarnya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *